Kenyataan selalu mencatat kehadiran kebenaran sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laju zaman. la berputar, bergulat dan berjibaku seiring arus zaman itu sendiri.
KADANG ia menjadi pemenang, pun kadang kala ia pernah menjadipecundang melawan musuh
abadinya, kedzaliman. Namun yang pasti dari catatan sejarah adalah kebenaran akan selalu berdiri dan tak mungkin bisa dipadamkan. Sekalipun para pengikut kebenaran itu ditekan, disiksa bahkan dimusnahkan. Inilah yang menjadi dalil sejati bahwa kebenaran adalah milik Allah SWT, yang Maha Kuat lagi Perkasa. KekuasaanNya meliputi seluruh alam semesta dan segala isinya.
Islam, sebagai kebenaran yang diturunkan Allah SWT melalui Rasul-Nya berjalan dengan sunatullah seperti itu. Ia berputar seiring arus roda zaman. Suatu ketika ia menjadi fenomena sejarah yang gemilang. Namun, suatu saat yang lain ia menjadi sesuatu yang ditinggalkan. Satu hal yang pasti, Islam sebagaimana kebenaran itu sendiri, akan terus ada dan berkumandang di muka bumi. Bahkan ia seakan menjadi darah dan nafas yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia menjadi semangatzaman! Semangatyang tak kenal kata berhenti. Estafet ini mengalir seiring bergulirnya drama manusia di panggung dunia ini.
Banyak manusia menyangka bahwa bencana-bencana yang menimpa Islam adalah badai yang menghancurkan dan meruntuhkan serta menghapuskan seluruh fenomena kehidupan gerakan Islam. Kemudian di sisi lain mereka pun melihat betapa musuh-musuh Islam telah berhasil mengalahkan pendukung-pendukung kebenaran (baca: dakwah) sesuai kehendak mereka. Betapa tidak! Segala lambang-lambang dakwah dan gerakan Islam telah dihapuskan, kantor-kantornya telah ditutup dan yayasan-yayasan telah dirampas. Segala kegiatan mereka telah dihentikan, segala usaha yang dilakukan dalam Iingkungan dakwah telah musnah dan tidak dapat berkutik lagi. Benarkah sangkaan itu?! Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah SWT pernah berfirman, "Mereka ingin memadamkan cahaya (ngama) Allah dengan mulut (ucapan) mereka dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci" (Qs:Ash-shaff:8).
Hakikat yang muncul tak lain adalah asas yang kuat dan kokoh tidak dapat diruntuhkan oleh buldozer bathil, namun ia hanya menyentuh bagian-bagian yang terlemah dari asas itu. "Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman seperti kondisi kalian sernua sat ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada karnu hal-halyangghaib" (Qs: Ali Imran:179). Itulah yang dikabarkan Allah SWT kepada kaum Muslimin pertama yang terdidik di dalam Madrasah Rasulullah saw dan terbentuk dalam naungan AlQur'an. Di atas pundak rnereka inilah dibangun Daulah dan pemerintahan Islam yang pertama. )elaslah, para pendukung agidah yang sesungguhnya ini terus bertahan laksana gunung tatkala berhadapan dengan tipu daya musuh, sebagaimana yang diungkapkan Imam Hasan Al-Banna,
"Kekuatan yang paling baik adalah kekuatan yang bersama kebenaran. Dan kelemahan yang paling buruk adalah kelemahan berhadapan dengan kebathilan".
Di sinilah terpapar dengan jelas bahwa keutamaan Allah SWT-sebagai pemilik kebenaran-sangat nampak pada kesinambungan, kesempurnaan dan kebenaran pewarisan antar generasi ini. Meskipun gencarnya tipu daya musuh-musuh Allah dan hebatnya tindak permusuhan mereka terhadap dakwah dan pendukungnya. Tidak diragukan lagi, regenerasi dan pewarisan dakwah dari generasi ke generasi dengan segala kekuatan, orisinilitas, universalitas, dan pengalamannya mendorong terjadinya perubahan dalarn arena aktifitas Islam ke arah yang
lebih baik.
Komunitas Perlawanan
Setiap tindakan pasti menimbulkanreaksi. Begitupun dengan setiap kezaliman akan menimbulkan reaksi, meskipun tidak langsung. Kezaliman tidak mungkin selalu dihadapi dengan penyerahan total. Sebab kezaliman melahirkan kegeraman, kebencian, kemarahan, `bom waktu' dan memmggu-nunggu kesempatan membalas kezaliman tersebut. Perasaan seperti ini tidak hanya menghinggapi hati orang-orang yang dizalimi, tetapi juga muncul dalam hati setiap orang yang mencintai keadilan dan benci pada kezaliman, cinta kemerdekaan, benci penjajahan dan kesewenangwenangan walau sekedar ikatan kemanusiaan.
Begitulah cerita gerakan Islam kini, ia menjadi sasaran kezaliman di manapun mereka berada.
Di sisi lain, para pejuang kebenaran yang menyeru manusia pada jalan Ilahi disulap menjadi para perusuh, ekstrimis, teroris, pembangkang dan manusia menyimpang oleh para pelaku kezhaliman Sebabaxmana yang dxbts.kan. xpembesar-pembesar Fir'aun kepada Rajanya itu, "Berkatalah pembesarpembesar Fir'aun (kepada Fir'aun): Apakah kamn membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini dan meninggalkanmu... " (Qs: AlA'raf:127). Kemudian dipenjarakanlah para penyeru kebenaran itu, disiksa, diusir dari kampung halamannya dan dibunuh dengan alasan demi keamanan.
Sebagaimana memukul air, maka akan terkena muka sendiri. Itulah sunatullah yang terjadi. Pukulan keras yang dialami gerakan Islam justru akan mengenai muka pelaku kezaliman sendiri. Allah SWT kemudian menambah kekuatan para pejuang kebenaran untuk melawan kezhaliman. Mereka berjuang tak kenal lelah membebaskan negeri mereka dari cengkraman kuku-kuku manusia-manusia zalim. Dalam diri mereka hanya ada satu kata untuk kezaliman, "LAWAN".
Tribulasi dalam dakwah adalah sunatullah. Sebab pertarungan antara kebenaran dan kebatilan adalah pertarungan antar generasi. Kedua kubu ini bertemu untuk menentukan eksistensi. Oleh karena itu, `dendam' ini pun diwariskan dari generasi ke generasi. Tak ada hal Iain bagi kita, yang mengalir darah Islam dalam saluran nadi kita, selain menggahungkan diri ke dalam komunitas perlawanan ini. Ingatkah kita akan adzan yang pemah dikumandangkan ayah kita saat diri kita hadir di bumi?! Itulah bisikan perlawanan terhadap kezaliman dan kebatilan. Dalam bahasa lain, ayah kita hendak berkata, Anakku, kenalilah Rajamu yang Maha Besar, Bersama-Nyalah karnu menuju kemenangan hidup".
Agenda Perlawanan Kita
Tak pernah terjadi dalam sebuah sejarah, manusiamanusia terbaik berkumpul dalam satu zaman tertentu, kecuali yang terjadi pada zaman Nubuwah. Generasi ini lahir tak lain merupakan buah dari pembinaan sang murabbi unggul, Muhammad Rasulullah saw.
Sadarkah kita bahwa adzan yang menyusup ke telinga kita itu telah menj elma menjadi tiga unsur yang kental dalam diri kita: Izzah, hamasah dan ghirah Islamiyah. Izzah adalah keyakinan dan kebanggan akan fikrah Islamiyah, Hamasah tak Iain merupakan semangat menggelora untuk mengamalkan Islam dan menyerukannya kepada orang lain. Sedangkan ghiralt Islamiyah berwujud kecemburuan dan semangat pembelaan terhadap Islam yang diabaikan oleh ummatnya sendiri.
Ketiga hal ini tidak lahir kecuali dengan mata air keimanan yang jernih, lautan pemahaman yang luas dan gelombang keikhlasan yang tidak pernah surut. Militansi individu semakin diperkokoh dengan semangat keterikatan (ruhul-irribath) antar pejuang dalam sebuah halaqoh, semangat persaudaraan (ruhul ukhuwah) yang menghiasi sikap mereka, serta semangat kerjasama (ruhul amal jarna'i) untuk menopang berbagai tanggung j awab dan beban dakwah melalui semangat saling memberi dan berkorban.
Tak pelak lagi, masa depan Islam ditentukan pada kemauan dan kemampuan kita merealisasikan agenda perlawanan kita terhadap kebatilan dan kezaliman. Tidak ada tempat bagi mereka yang ragu dan tidak ada jalan bagi yang berlambat-lambat. Setidaknya ada empat agenda perlawanan kita (menurut Ustadz Mahfudz Siddiq) pertama, berusaha sekuat tenaga membebaskan urnmat dari belenggu kejahiliyahan dan kezaliman politik. Kedua, memenuhi aras negeri ini dengan solusi Islami, bukan saja pada tataran opini dan wacana, tetapi sampai tingkatan praktis dan aplikasi. Ketiga, mengajak sebanyakbanyaknya manusia untuk menerima Islam dan menjadi pendukung dakwah ini. Keempat, terusmenerus menyiapkan diri dan
mengembangkan segala kemampuan yang dibutuhkan dakwah.
Tentunya kebangkitan ummat tidak akan pernah terjadi dua kali, sampai ummat tersebut memiliki syarat yang dimiliki generasi pertama. Oleh karena itu hanya ada satu kalimat yang pasti, `kokohkah kembali tarbiyah' sebab tarbiyah adalah madrasah tempat kita membina diri. Di sanalah `komunitas perlawanan' itu dibentuk, dibina dan dilestarikan sepanjang zaman, sebagaimana kaidah dakwah kita, "pemimpin tidak muncul kecuali dilaliirkan oleh tarbiyah". Wallahu a'lam. ∎ Byk
Post a Comment
Asalamualaikum, wr, wb
Siapa aja bisa beri komentar asal isinya positif dan tidak ada unsur maksiatnya.