Akhir Ucapan Pejuang Al Qassam di Penjara Markas Palestina:"Semoga Allah Memberiku Kesyahidan!"


"Saya minta kepada Allah Ta'ala untuk memberiku mati syahid walaupun tubuhku harus lumpuh daripada menjadi tawanan orang Yahudi." Pemuda Salem Hujjah, salah seorang anggota Brigade Izzuddin Al Qassam sebelum dan sesudahnya belum pernah menjadi tahanan yang saat ini (saat berita ini diturunkan) terkepung di markas pertahanan Palestina di kota Ramallah sejak awal tahun 2002 yang lalu. Pemuda ini tak mendapatkan kata-kata yang lebih baik selain kata-kata di atas dalam kondisi terdesak seperti itu. Pemuda Hujjah, salah seorang yang dicari-cari oleh pihak aparat Palestina karena tuduhan perencanaan berbagai aksi bom syahid di dalam wilayah Israel, ini berbicara dalam sambungan telepon dengan salah seorang wartawan pada siang kemain, Selasa (02/04) dari dalam gedung markas pertahanan Palestina yang saat ini dikepung oleh tank-tank Israel dan heli-heli Apache. "Sebagian besar kamar markas terbakar dan asap mulai membumbung tinggi. Saya khawatir orang-orang yang terkepung ini akan mengalami sesak napas," tambahnya.

Hujjah ini adalah satu dari enam anggota Brigade Izzuddin Al Qassam yang masih terkepung bersama 400 orang lainnya di markas pertahanan di Baetenuya, Ramallah. Hujjah dituduh melakukan rencana aksi bom syahid Heifa yang menewaskan dan melukai puluhan orang Yahudi, dan ia termasuk orang yang dicari-cari pihak intelejen Israel sejak beberapa bulan yang lalu.

Hujjah menceritakan kondisi keenam pemuda Brigade Izzuddin Al Qassam yang terkepung dan satu lagi anggota Brigade Syuhada' Al Aqsha dengan ucapannya:"Kami dikepung selama 24 jam dalam sebuah kamar yang gelap gulita berukuran 5x3 meter bersama puluhan anggota aparat keamanan Palestina lainnya yang bersenjatakan ala kadarnya. Karena gelapnya, salah seorang dari kami tidak bisa melihat tangannya dan asap terus mengepul memenuhi kamar kami itu." "Pemuda berjumlah antara 50-60 dikumpulkan dalam kelompok-kelompok terpisah dan terisolir dari dunia luar. Sampai akhirnya kami tidak tahu bagaimana nasib saudara-saudara kami yang berjumlah empatratusan lainnya itu," lanjut Hujjah.

Hujjah mengisyaratkan bahwa penembak-penembak jitu Israel sudah menduduki atap bangunan yang berdekatan dengan markas ini. Sementara tank-tanknya mengepung dari segala penjuru dan pesawat-pesawat tempurnya siap menembaki kami dari atas. Mereka hanya berani memerangi kami di belakang tembok, dan sayangnya, senjata yang dimiliki aparat keamanan Palestina itu tidak bisa dipakai untuk menghadang tank atau pesawat tempur.

Di ujung perkataannya, seolah-olah mengucapkan selamat tinggal kepada penelepon itu, ia mengatakan:"Kami sudah bernazar kepada Allah Ta'ala untuk memilih jalan perlawanan ini sebagai jalan satu-satunya dan kami tidak akan takut kepada mati. Kami bersama teman-teman yang lain sudah melakukan shalat dua raka'at syahid sejak serdadu Israel itu menyerang Ramallah. Hati kami akan terkoyak bila nanti kami bertemu dengan Tuhan kami tanpa melakukan perlawanan dan membunuh musuh Allah sebelum mati syahid." "Kami akan tetap kokoh tak akan mau menyerah walaupun tubuh kami tercabik-cabik sebelum menghadap Tuhan kami," kata Hujjah penuh semangat.

Post a Comment

Asalamualaikum, wr, wb
Siapa aja bisa beri komentar asal isinya positif dan tidak ada unsur maksiatnya.

Previous Post Next Post